Jumat, 09 Mei 2014

OMPK Makala Perlengkapan



MAKALAH

MANAJEMEN PERLENGKAPAN
Disusun guna memenuhi tugas Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kebidanan



Disusun oleh : kelompok 3
Kelas : B.10.2




Program Studi D-IV Bidan Pendidik, Fakultas Ilmu Kesehatan
Univeristas Respati Yogyakarta
2013/2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang  yang telah melindungi dan menyertai kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulisan ini dimaksudkan sebagai salah satu sumber informasi bagi kita semua dalam peningkatan dan pengembangan pola pikir kita tentang     Manajemen Perlengkapan . Selanjutnya kami tak lupa mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1.    , selaku dosen pengampu mata kuliah OMPK  yang telah membimbing dan mendidik kami dalam menyelesaikan makalah ini.
2.    Teman-teman yang telah menberikan ide-ide baru dan kesempatan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami  menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami menerima semua kritik dan saran guna penyempurnaan makalah.
Harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca sebagai salah satu sumber informasi demi peningkatan dan pengembangan cakrawala berpikir kita.



Yogyakarta, Maret 2014








BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Keberhasilan organisasi mencapai tujuan didukung oleh pengelolaan factor-faktor antara lain Man, Money, Machine, Methode dan Material. Pengelolaan yang seimbang dan baik dari kelima factor tersebut akan memberikan kepauasan kepada kostumer baik kostumer internal maupun eksternal. Rumah sakit yang telah terakreditasi seharusnya telah memiliki pengelolaan yang baik dan terstandar termasuk lima factor tersebut. Pada kesempatan ini, akan membahas secara khusus tentang pengelolaan Material atau logistic keperawatan. (Widyapusy, 2011).
            Distribusi logistik merupakan kegiatan dan usaha pengurusan dalam penyelenggaraan penyaluran dan penyampaian kebutuhan logistik kepada unit-unit kerja yang membutuhkan. Dari pengertian ini dapat ditekankan bahwa dalam kegiatan distribusi logistik tidak sekedar memberikan atau menyerahkan logistik kepada unit kerja yang memerlukan, tapi lebih dari itu dituntut adanya kegiatan perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian yang tepat sehingga tercipta suatu cara kerja, prosedur kerja dan sistem kerja dalam penyaluran logistik secara teratur, tertib, dan dapat dipertanggungjawabkan, serta mendukung efektifitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. (Tatty, 2012).
            Kegiatan distribusi logistik pada dasarnya merupakan kelanjutan dari proses penyimpanan atau penggudangan logistik, ataupun secara empirik merupakan satu bagian dari kegiatan penggudangan logistik itu sendiri. Kegiatan distribusi barang ini pada dasarnya juga merupakan suatu bagian kegiatan dari serangkaian kegiatan guna pemenuhan kebutuhan logistik bagi unit-unit kerja dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, kegiatan distribusi logistik ini tidak boleh dianggap sepele ataupun remeh dalam penyelenggaraan kegiatan dalam suatu organisasi, tetapi sebaliknya kegiatan ini harus mendapat perhatian yang proporsional karena efektifitas dan efisiensi kerja setiap unit kerja maupun organisasi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh profesionalitas dalam pegelolaan kegiatan distribusi logistik ini. (Tatty, 2012).
            Keberhasilan pengelolaan logistik rumah sakit tergantung pada kompetensi dari manajer logistik rumah sakit. Manajer berfungsi untuk mengelola logistik melalui fungsi antara lain mengidentifikasi, merencanakan pengadaan, pendistribusian alat hingga mengembangkan sistem pengelolaan logistik yang efektif dan efisien. Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik akan memperlancar kegiatan pelayanan pasien sehingga berdampak bagi peningkatan mutu pelayanan secara umum. (Theodorabean, 2011).
            Manajer logistik juga harus mampu mengantisipasi kejadian darurat, membuat skala prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan umum rumah sakit. Manajemen logistik juga harus mencapai efisiensi dan efektifitas. Manajer logistik memiliki kemampuan untuk mencegah atau meminimalkan pemborosan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat tersebut yang akan memiliki dampak kepada pengeluaran ataupun biaya operasional rumah sakit. (Subagya, 1994).
 Menurut pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus disediakan rumah sakit dikelompokkan menjadi persediaan farmasi (antara lain: obat, bahan kimia, gas medik, peralatan kesehatan), persediaan makanan, persediaan logistik umum dan teknik. (Subagya, 1994).
1.2  Rumusan Masalah
Bagaimanakah definisi, fungsi serta tujuan dari manajemen perlengkapan ?
1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi manajemen perlengkapan.
2.      Untuk mengetahui fungsi manajemen perlengkapan.
3.      Untuk mengetahui tujuan manajemen perlengkapan.
1.4  Manfaat
1.      Agar mengetahui definisi manajemen perlengkapan.
2.      Agar mengetahui fungsi manajemen perlengkapan.
3.      Agar mengetahui tujuan manajemen perlengkapan.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Perlengkapan atau Logistik
2.1.1 Definisi
Serangkaian kegiatan perencanaan,pengorganisasian,dan pengawasan terhadap kegiatan pengadaan,pencatatan pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan dan penggunaan logistic guna mendukung afektifitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
            Berdasarkan uraian dari pengertian manajemen dan pengertian logistik, bahwa manajemen lebih menitik beratkan pada cara untuk mengelola barang melalui tindakan-tindakan perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan dan penghapusan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. A. Hasyim Ali menterjemahkan pendapat P. Bowersox tentang pengertian logistik modern. Dalam buku Manajemen Logistik, Bowersox mengemukakan definisi logistik sebagai berikut : Logistik adalah proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan strategis barang, suku cadang dan barang dari para suplier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan. (Subagya, 1994)
 Manajemen adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain, sedangkan logistik adalah bahan untuk kegiatan operasional yang sifatnya habis pakai. Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat. Sehingga manajemen logistik mampu menjawab tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan dengan ketersediaan bahan logistik setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif (Subagya: 1994).

2.1.2   Tujuan manajemen logistik
a. Tujuan umum
1) Tujuan operasional
Tujuan operasional agar tersedia barang / bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu yang memadai.
2) Tujuan keuangan
Tujuan keuangan operasional dapat terlaksana dengan biaya yang serendah-serendahnya.
3) Tujuan pengamanan

b. Tujuan khusus
Mendukung efektivitas dan efisiensi dalam setiap upaya pencapaian tujuan organisasi (Widyapusy. 2011).

2.1.3 Implementasi manajemen logistic pada klinik bidan praktik swasta
            Untuk melaksanakan praktik bidan terdapat sejumlah persaratan minimal dan perlengkapan pelayanan kebidanan yang di atur melalui peraturan pemerintah,yang mencakup :
1.      Peralatan (steril dan tidak steril)
2.      Bahan habis pakai
3.      Obat-obatan
4.      formulir dan kelengkapan adsministrasi.(Widyapusy. 2011).

2.1.4 Fungsi manajemen perlengkapan
 Fungsi logistik dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan logistik sebagai berikut (Mustiksari: 2007):
Ø  Perencanaan
Ø  Penghapusan
Ø  Penganggaran
Ø  Penyimpanan
Ø  Pendistribusian
Ø  Pengendalian (control)
Ø  Pengadaan
Masing-masing fungsi logistiktersebut saling berhubungan satu dengan yang lain. Untuk itu kita bahas satupersatu fungsi logistik tersebut.
1.  Fungsi Perencanaan
Pengertian umum adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah-langkah yangharus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkansecara khusus perencanan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yangpelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukansesuai dengan alur yang berlaku di masing- masing organisasi( Mustikasari:2007). Subagya menyatakan perencanaan adalah hasil rangkuman dari kaitan tugaspokok, gagasan, pengetahuan, pengalaman dan keadaan atau lingkungan yangmerupakan cara terencana dalam memuat keinginan dan usaha merumuskan dasar danpedoman tindakan
Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam pelaksanannya sehingga akan sangatsulit dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh perencanaan yang baik.Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan reportingyang memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan pengandalianterhadap devisi-devisi yang terjadi.
Suatu rencana harus di dukung oleh semua pihak, rencana yang dipaksakan akan sulitmendapatkan dukungan bahkan sebaliknya akan berakibat tidak lancar dalampelaksanaannya. Di bawah ini akan dilukiskan bagan kerjasama antara pimpinan,perencana, pelaksana dan pengawas (Subagya: 1994).                                      
Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan pencapaian tujuan (Sasaran ) di perlukan kerjasama yang terus menerus antara pimpinan / staf,perencana, pelaksana dan pengawas dengan masing-masing kegiatan yang dilakukansesuai dengan uraian tugas masing-masing. Seluruh kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan (untukmencapai sasaran) organisasi.
Perencanaan dapatdibagi ke dalam periode-periode sebagai berikut:
a.    Rencanajangka panjang (Long range)
b.    Rencanajangka menengah (Mid range)
c.    Rencanajangka pendek (Short range)
Periodisasi dalam suatu perencanaan sekaligus merupakanusaha penentuan skala perioritas secara menyeluruh dan berguna untuk usahatindak lanjut yang terperinci. Melalui fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan ini akan menghasilkanantara lain:
a.   RencanaPembelian
b.   RencanaRehabilitasi
c.    Rencana Dislokasi
d.    Rencana Sewa
e.    Rencana Pembuatan.
Dalam tahapan perencanaan logistik pada umumnya dapat menjawab dan menyimpulkan pernyataan  sebagai berikut:
a)    Apakah yang di butuhkan (what) untuk menentukan jenis barang yang tepat
b)    Berapa yang di butuhkan (how much, how many) untuk menentukan jumlah yang tepat
c)    Bilamana dibutuhkan (when) untuk menentukan waktu yang tepat
d)    Di mana dibutuhkan (where) untuk menentukan tempat yang tepat
e)    e.Siapa yang mengurus atau siapa yang menggunakan (who) untuk menentukan orang atau unit yang tepat
f)     Bagaimana diselenggarakan (how) untuk menentukan proses yang tepat
g)    Mengapa di butuhkan (why) untuk mengecek apakah keputusan yang di ambil benar-benar tepat

2.  Fungsi Penganggaran
Penganggaran (budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha untuk merumuskan perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu/skala standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya (Subagya & Mustikasari)
Dalam fungsi penganggaran, semua rencana-rencana dari fungsi perencanaan dan penentu kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan dengan besarnya biaya dari dana-dana yang tersedia. Dengan mengetahui hambatan-hambatan dan keterbatasan yang dikaji secara seksama maka anggaran tersebut merupakan anggaran yang reliable.
Apabila semua perencanaan dan penentu kebutuhan telah dicek berulang kali dan diketahui untung ruginya serta telah diolah dalam rencana biaya keseluruhan, maka penyediaan dana tersebut tidak boleh diganggu lagi, kecuali dalam keadaan terpaksa.
Pengaturan keuangan yang jelas, sederhan dan tidak rumit akan sangat membantu kegiatan.
Dalam menyususn anggaran terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan antara lain adalah:
Ø Peraturan–peraturan terkait
Ø Pertimbangan politik, sosial, ekonomi dan tehnologi
Ø Hal-hal yang berhubungan dengan anggaran
Ø Pengaturan anggaran seperti: sumber biaya pendapatan sampai dengan pegaturan logistik
Sumber anggaran di suatu rumah sakit bermacam-macam, tergantung pada institusi yang ada apakah milik pemerintah atau swasta. Pada Rumah sakit Pemerintah, sumber anggaran dapat berasal dari Dana Subsidi (Bappenas, Depkes, Pemda) dan dari penerimaan rumah sakit. Sedangkan pada rumah sakit swasta sumber anggaran berasal dari  Dana Subsidi (Yayasan dan Donatur), Penerimaan rumah sakit dan Dana dari pihak ketiga (Mustikasari).
Alokasi anggaran  logistik Rumah Sakit 40 % - 50 % dalam bentuk obat-obatan dan bahan farmasi, alat tulis kantor, cetakan, alat rumah tangga, bahan makanan, alat kebersihan dan suku cadang.
3.  Fungsi Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas-batas efisiensi. (Subagya: 1994). Sedangkan Mustikasari berpendapat fungsi pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasi atau mewujudkan kebutuhan yang telah direncanakan atau telah disetujui sebelumnya.
Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian tetapi didasarkan dengan pilihan berbagai alternatif yang paling tepat dan efisien untuk kepentingan organisasi. Cara–cara yang dapat dilakukan untuk menjalankan fungsi pengadaan adalah:
a.  Pembelian
b.  Penyewaan
c.   Peminjaman
d.  Pemberian ( hibah )
e.   Penukaran
f.    Pembuatan
g.  Perbaikan


Proses pengadan peralatan dan perlengkapan pada umumnya dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
a.  Perencanaan dan penentuan kebutuhan
b.  Penyususnan dokumen tender
c.   Pengiklanan/penyampaian uandangan lelang
d.  Pemasukan dan pembukuan penawaran
e.   Evaluasi penawaran
f.    Pengusulan dan penentuan pemenang
g.  Masa sanggah
h.  Penunjukan pemenang
i.    Pengaturan kontrak
j.    Pelaksanaan kontrak
Mengingat fungsi pengadaan adalah fungsi tehnis yang menyangkut pihak luar maka pengendalian fungsi pengadaan perlu mendapatkan perhatian. Pengendalian dilaksanakan dari awal kegiatan sampai dengan pemeliharaan. Kebijakan pemerintah yang mengatur tentang pengadaan barang adalah Keppres No. 80 tahun 2003.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada fungsi pengadaan antara lain:
a.    Kode etik pengadaan
Kode etik pengadaan yang dikemukakan oleh George W. Aljian, antara lain:
§  Hubungan pribadi dengan para pedagang sangat perlu, namun seorang pembeli harus tetap tidak berpihak dalam semua tahap perdagangan
§  Tidak boleh ada keterangan orang dalam, kepada siapapun.
§  Memberi batas kepada seorang rekanan adalah melanggar etika
b.    Pelelangan pengadaan barang
Setiap mengadakan pelelangan dan pengadaan barang harus dibentuk panitia pengadaan dan pelangan milik negara yang ditentukan sebagai berikut:
§  Keanggotaan panitia sekurang-kurangnya 5 orang terdiri dari unsur: Perencana, pemikir pekerjaan yang bersangkutan, penaggung jawab keuangan, penanggung jawab perlengkapan, penanggung jawab tehnis.
§  Dilarang duduk sebagai anggota panitia adalah: Kepala kantor/satuan pekerja/pemimpin proyek, pegawai pada inspektorat jenderal atau unit-unit yang berfungsi sebagai pemeriksa.
§  Panitia pelelangan dibentuk oleh kepala kantor/satuan pekerja/pemimpin proyek
§  Masa kerja panitia berakhir sesuai dengan tugasnya setelah pemenang pelelangan ditunjuk (Subagya:1994)

4.  Fungsi Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pngelolaan barang persediaan di tempat penyimpanan. (Mustikasari: 2007) Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumya dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya serendah-rendahnya. Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang. Fungsi yang lain adalah: Kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan, pencarian barang yang lebih mudah dan barang yang aman dari pencuri.
Faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian dalam fungsi penyimpanan adalah:
a.   Pemilihan lokasi
Aksesibilitas, utilitas, komunikasi, bebas banjir, mampu menampung barang yang disimpan, keamanan dan sirkulasi udara yang baik.
b.   Barang (Jenis, bentuk barang atau bahan yang disimpan)
Jenis dan bentuk barang dapat digolongkan ke dalam:
·          Barang biasa: Kendaraan, mobil ambulance, alat-alat berat, brankar, kursi roda dll.
·          Barang khusus: Obat-obatan, alat-alat medis dll.
c.   Pengaturan ruang
Bentuk-bentuk tempat penyimpanan, rencana penyimpanan, penggunaan ruang secara efisien dan pengawasan ruangan.
d.   Prosedur/sistem penyimpanan
Formulir-formulir transaksi, kartu-kartu catatan, kartu-kartu pemeriksaan, cara pengambilan barang, pengawetan dll.
e.   Penggunaan alat bantu
f.    Pengamanan dan keselamatan
Pencegahan terhadap api, pencurian, tindakan pencegahan terhadap kecelakan, gangguan terhadap penyimpanan dan tindakan keamanan.

5.  Fungsi Penyaluran (Distribusi)
Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya  (Subagya: 1994). Faktor yang mempengaruhi penyaluran barang antara lain:
a.  Proses Administrasi
b.  Proses penyampaian berita (data-data informasi)
c.   Proses pengeluaran fisik barang
d.  Proses angkutan
e.   Proses pembongkaran dan pemuatan
f.    Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan
Ketelitian dan disiplin yang ketat dalam menangani masalah penyaluran merupakan unsur yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

6.  Fungsi Penghapusan
Penghapusan adalah kegiatan atau usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (Subagya: 1994). Alasan penghapusan barang antaralain:
a.  Barang hilang, akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana alam, administrasi yang salah, tercecer atau tidak ditemukan
b.  Tehnis dan ekonomis: Setelah nilai barang dianggap tidak ada manfaatnya. Keadaan tersebut disebabkan faktor-faktor: Kerusakaan yang tidak dapat diperbaiki, obsolete (meningkatkan efisiensi atau efektifitas), kadaluarsa yaitu suatu barang tidak boleh dipergunakan lagi menurut ketentuan waktu yang ditetapkan, aus atau deteriorasi yaitu barang mengurang karena susut, menguap atau hadling, Busuk karena tidak memenuhi spesifikasi sehingga barang tidak dapat dipergunakan lagi.
c.   Surplus dan ekses
d.  Tidak bertuan: Barang-barang yang tidak diurus
e.   Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara
Program penghapusan dapat ditinjau dari dua aspek antara lain:
a.     Aspek yuridis, administrasi dan prosedur
Dalam aspek yuridis mencakup hal-ha: Pembentukan panitia penilai, identifikasi dan inventarisasi peraturan-peraturan yang mengikat, persyaratan atau ketentuan terhadap barang yang dihapus, penyelesaian kewajiban sebelum barang dihapus.
b.     Aspek rencana pelaksana tehnis
Evaluasi, rencana pemisahan dan pembuangan serta rencana tindak lanjut. Cara-cara penghapusan yang lazim dilakukan antaralain:
·         Pemanfaatan langsung: Usaha merehabilitasi/merekondisi komponen-komponen yang masih dapat digunakan kembali dan dimasukkan sebagai barang persediaan baru.
·         Pemanfaatan kembali: Usaha meningkatkan nilai ekonomis dari barang yang dihapus menjadi barang lain
·         Pemindahan:Mutasi kepada instansi yang memerlukan dalam rangka pemanfaatan langsung
·         Hibah: Pemanfaatan langsung atau peningkatan potensi kepada badan atau pihak di luar instansi (Pemerintah)
·         Penjualan/Pelelangan: Dijual baik di bawah tangan atau dilelang
·         Pemusnahan: Menyangkut keamanan dan keselamatan lingkungan

7.  Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan, penilaian, pemantauan dan pemeriksaan terhadap langkah-langkah manajemen logistik yang sedang atau telah berlangsung (Mustikasari: 2007). Bentuk kegiatan pengendalian antara lain:
a.  Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma, instruksi dan prosedur lain
b.  Melaksanakan pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan, guna mendapatkan gambaran dan informasi tentang penyimpangan dan jalannya pelaksanaan dari rencana
c.   Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara-cara pelaksanaan dalam rangka pencapaian tujuan
d.  Melakukan supervisi
Agar pelaksanaan pengendalian dapat berjalan dengan baik diperlukan sarana-sarana pengendalian sebagai berikut:
a.  Struktur organisasi yang baik
b.  Sistem informasi yang memadai
c.   Klasifikasi yang selalu mengikuti perkembangan menuju standardisasi
d.  Pendidikan dan pelatihan
e.   Anggaran yang cukup memadai


2.1.5     Sarana medis-non medis
1. Sarana non medis
a. Bangunan dan tata ruang
Sekurang-kurangnya terdiri dari :
1) Ruang tunggu :
·      kursi / bangku pasien
·      meja / majalah / surat kabar
·      meja dan kursi petugas pengantar
2) Ruang pemeriksaan :
·      Meja dan kursi provider
·      Lemari, meja obat
·      Tempat cuci tangan
3) Kamar kecil (WC)
Perhatikan :
·      Kenyamanan
·      Keamanan
·      Privacy
·      Kepuasan
b. Perlengkapan penunjang
1)     Buku kas (bila perlu)
2)     Buku resep
3)     Blanko formulir rujukan
4)     Blanko kwitansi
5)     Blanko surat sakit
6)     Blanko surat sehat
7)     Blanko buku kesehatan pribadi
8)     Kelengkapan rekam medis
·      Sederhana : kartu pasien dan rak penyimpanan
·      Canggih : computer stiap perangkat lunak

c. KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
1. KIE KB dan kesehatan hendaknya disampaikan secara informatif dan tidak berdampak negative dengan bantuan :
·      Leaflet
·      Brosur
·      Poster
·      Alat peraga
2. Sarana medis KB :
·      Meja ginekolog
·      IUD kit
·      Implant kit
·      Alat-alat kontrasepsi
·      Speculum
·      Cocor bebek
·      Lampu obgyn           
3. Sarana non medis
KIE KB berupa :
·      Leaflet kontrasepsi
·      Brosur KB
·      Poster KB
·      Alat peraga kontrasepsi dan anatomi
·      Kartu tunjangan
·      Rekam medic
4. Sarana medis kesehatan :
Meja bidan
·      Timbangan anak
·      Timbangan dewasa
·      Stetoskop
·      Lampu senter
·      Thermometer
·      Plester
·      Pinset
·      Scalpel
·      Alcohol, kapas, kasa steril
·      Peralatan suntik



BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Keberhasilan pengelolaan logistik tergantung pada kompetensi dari manajer logistik. Manajer berfungsi untuk mengelola logistik melalui fungsi antara lain mengidentifikasi, merencanakan pengadaan, pendistribusian alat hingga mengembangkan sistem pengelolaan logistik yang efektif dan efisien. Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik akan memperlancar kegiatan pelayanan pasien sehingga berdampak bagi peningkatan mutu pelayanan secara umum.

3.2  Saran
Makalah tentang manajemen perlengkapan atau logistik  ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu diharapkan kepada dosen pembimbing dan para pembaca agar dapat memberi masukan berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.mustikasari.blogspot.com/2007/fungsimanajemenperlengkapan.html
Subagya M S, (1994) “Manajemen Logistik” cetakan keempat  Jakarta : PT Gunung Agung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar